Selasa, 08 September 2015

Awas Bahan Berbahaya Merkuri Masuk Bengawan Solo

 

 

 

WONOGIRI,– Limbah berbahaya hasil buangan penambangan emas di wilayah Kecamatan Selogiri, merkuri, dimungkinkan menyebar hingga keluar Wonogiri. Bahkan kemungkinan masuk ke aliran sungai Bengawan Solo. Disamping itu, masih besar kemungkinan ditemukan zat lain yang lebih berbahaya dari merkuri, seperti arsenik.

 

 

 

Direktur Lembaga Balifocus Foundation, Surya Anaya, membeberkan bahaya dampak limbah merkuri di Selogiri sudah kerap menjadi topik pembahasan di sejumlah lokakarya dan seminar. Dibeberkannya ada  kekhawatiran besar dari sejumlah pihak selama ini. Ada kemungkinan merkuri bisa masuk ke dalam aliran sungai Bengawan Solo.

 

 

 

“Ini yang kami takutkan. Bisa saja terjadi, tapi masuknya mungkin secara tidak langsung. Bisa melalui saluran dan air yang bercampur lumpur ke pergerakan air di Bengawan Solo. Tapi untuk masuk secara langsung belum ada temuan,” bebernya dalam sebuah lokakarya, Selasa (8/9).

 

 

 

Jika memang benar kemungkinan tersebut, tentunya, menurut dia sangat berbahaya bagi kehidupan yang berada di sepanjang aliran Bengawan Solo. Sebab bukan tidak mungkin terpapar ke manusia, hewan dan tanaman dan menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Dia mencontohkan kasus parah yang terjadi di Minamata Jepang.

 

 

 

“Saat berkunjung langsung ke lokasi penambangan dan pengolahan emas di Selogiri, kami menemukan beberapa fakta. Diantaranya anak-anak yang mengalami kelainan fisik, serta warga yang terkena semacam gejala tremor, ini membahayakan,” tegas Surya.

 

 

 

Kemungkinan menyebarnya merkuri keluar Wonogiri, mengacu pula pada sifat bawaan merkuri. Zat tersebut saat kering sangat mudah terbawa angin, mudah pula turun ke bumi, serta terhirup manusia. Efek yang ditimbulkan sangat fatal. Mulai gejala seperti stroke, kulit terbakar, dan dalam jangka panjang bisa memicu kanker plus mengarah ke kematian.

 

 

 

“Dulu tanah lumpur bekas pengolahan emas bercampur paparan merkuri sering dipakai warga untuk meratakan jalan dan keperluan lain. Padahal jika dihitung aktifitas penambangan emas itu sudah berlangsung 20-an tahun. Bisa dibayangkan bagaimana bahayanya,” tandas dia.

 

 

 

Disinggung soal zat lain yang tak kalah berbahaya disamping merkuri, seperti arsenik, dia mengaku belum menemukan. Hanya saja sangat mungkin ada, pasalnya arsenik ini muncul dari batuan secara alami saat dilakukan pengeboran.

 

 

 

“Bisa saja, karena batuan di Wonogiri itu sangat unik. Ada kandungan mangan, tembaga, emas, dan zat lainnya,” sebut dia. 

 

 

 

Untuk mengantisipasi dampak negatif dari pengolahan emas dengan merkuri tersebut, pihaknya merekomendasikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri serius mencermati setiap aktifitas penambangan, khususnya penambangan rakyat. Para penambang mesti terus diedukasi soal bahaya merkuri. Tak kalah penting pendampingan ke penambang.

 

 

 

Kepala Bidang (Kabid) Pertambangan Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPESDM) Wonogiri, Eko Saptaningsih menyebutkan, hingga kini belum ditemukan bahan pengikat emas yang alami dan tidak menimbulkan bahaya. Mau tidak mau penambang emas menggunakan merkuri, kendati dampaknya terlalu besar.

 

 

 

“Memang banyak penambang rakyat di Selogiri. Mereka menggunakan itu (merkuri),” sebut Eko.(ris)

Posting Awas Bahan Berbahaya Merkuri Masuk Bengawan Solo ditampilkan lebih awal di Jurnalisme Warga.



from WordPress http://ift.tt/1VMQNan
via IFTTT

Awas Bahan Berbahaya Merkuri Masuk Bengawan Solo Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Pantura Online

0 komentar:

Posting Komentar