Rabu, 19 Agustus 2015

“Lengsernya Budaya Membaca”

 

“Dengan membaca kita membuka jendela Dunia, Untuk mengetahui ujung Dunia atau sudut Amerika tak perlu kita bersusah payah atau dengan biaya mahal untuk mengetahui dimana itu Amerika. Ungakapan itu tentu hanya berlaku bagi seseorang yang gemar membaca. Selain itu dengan membaca seseorang akan terstimulus, terinspirasi, terkontruksinya fikiran hingga pada akhirnya terlahirlah ide dan gagasan. Jika kita menilik lebih jauh para tokoh besar Dunia dan Bangsa kita Indonesia betapa akarab nya mereka dengan buku bacaan dan dalamnya pengetahuan mereka, hingga tertuang dalam bentuk karya, ide dan gagasan besar mereka yang dapat kita rasakan manfaat nya hingga saat ini.

Namun seiring waktu lengsernya budaya membaca itu begitu nyata, pengaruh gadget dan social media membuat kalangan pelajar pada khususnya lebih asik dengan sosmed-nya sekalipun tersedia Ebook (Elektronik Buku) dengan berbagai macam bacaan yang bermanfaat dapat di akses kapan pun dengan mudah melalui jaringan Internet, tapi mereka lebih asyik dengan di Facebook dan berbagai social media lain nya. Perpustakaan sepi tak terkunjungi, buku sebagai sumber Ilmu lusuh berdebu.

“ Hal ini diperparah dan harus diakui terjadi di tingkat perguruan Tinggi atau kalangan Mahasiswa. Kebanyakan kalangan Mahasiswa kita hanya membaca DIKTAT kuliah dan buku-buku wajib. Itupun kadang hanya dibaca ketika menjelang ujian atau membuat Makallah. Tak heran, ketika menjadi Sarjana, mereka menjadi Sarjana yang berwawasan sempit, kurang mampu bersaing dan kurang mencerminkan Sarjana-Sarjana yang handal. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena pemuda sebagai penerus generasi dan Agen perubahan. Persaingan Global menuntut segala sesuatu nya serba cepat dan dibutuhkan orang –orang yang mempunyai kemampuan daya saing yang berwawasan luas.

Koreksi bagi lembaga-Lembaga pendidikan di Indonesia baik, sekolah dasar ,menengah terlebih perguruan Tinggi yang harus lebih ekstra memberikan Stimulus untuk membangkitkan semangat membaca agar menjadi sebuah budaya anak bangsa. Dengan membaca kesadaran baru akan terlahir. Pengaruh wawasan yang luas, muncul lah Paradigma baru yang peka terhadap segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik, Ekonomi,Politik,Sosial, Budaya , Agama, Bahasa dan Sastra. Jika budaya itu terbentuk niscaya, bangsa ini mampu bersaing cerdas dengan bangsa lain-nya.Bangsa yang maju dan cerdas dapat di ukur dari seberapa banyak daya minat rakyatnya dalam membaca. Renungkan ungkapan seorang penyair palestina ini ” Puisi patriotik penyair Palestina lebih berbahaya daripada satu Resimen pasukan komando” .Masih kah kita enggan membaca?

Oleh : Hery

 

“ YoDeFo Youth Developer Forum Pemalang”

Posting ditampilkan lebih awal di Jurnalisme Warga.



from WordPress http://ift.tt/1Nkz3kL
via IFTTT

Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Pantura Online

0 komentar:

Posting Komentar